BPRNews.id — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa penurunan suku bunga acuan oleh The Federal Reserve (The Fed), bank sentral Amerika Serikat, akan membawa dampak positif bagi investasi di pasar modal.
The Fed diprediksi akan melakukan dua kali lagi penurunan suku bunga pada 2024. Pada 19 September 2024, The Fed mengurangi suku bunga sebesar 50 basis poin, menjadikannya dalam kisaran baru 4,75% - 5%, yang merupakan pemotongan pertama dalam empat tahun terakhir. Para analis menilai ada indikasi kuat bahwa pemotongan suku bunga ini akan berlanjut hingga akhir tahun.
Inarno Djajadi, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, menyatakan bahwa pasar sudah memperhitungkan dampak dari keputusan ini sejak Agustus dan awal September.
"Kami melihat kebijakan penurunan suku bunga The Fed dapat memberikan dorongan positif bagi pasar modal Indonesia," ujarnya dalam keterangan tertulis pada Kamis (3/10).
Namun, ia menekankan pentingnya bagi investor untuk tetap waspada terhadap potensi fluktuasi, yang mungkin terjadi akibat ketidakpastian geopolitik, dinamika ekonomi global, serta faktor-faktor domestik.
Inarno juga menambahkan bahwa arus modal asing mulai masuk ke Indonesia sejak Juni 2024, dengan tren positif yang tercatat sejak Januari hingga September 2024.
"Kami optimis bahwa arus modal asing akan terus meningkat seiring dengan sentimen positif terkait penurunan suku bunga The Fed dan Bank Indonesia yang diperkirakan terjadi pada kuartal IV 2024," katanya.
Hingga akhir September 2024, tercatat arus modal asing positif, dengan net buy sebesar Rp52,75 triliun di pasar saham dan Rp26,62 triliun di pasar obligasi (Ytd).