PT Bank Central Asia Tbk (BCA) bakal mempertimbangkan kondisi likuiditas untuk menaikkan bunga deposito di tengah kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI), BI-7 days reverse repo rate (BI-7DRR). BI sebelumnya menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,75 persen untuk periode Januari 2023. Keputusan ini diambil untuk menekan inflasi di dalam negeri. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan jika likuiditas cukup maka BCA akan lambat mengikuti kenaikan suku bunga acuan BI.
Di sisi lain, BCA dan entitas anak membukukan laba bersih sebesar Rp40,7 triliun pada 2022 atau tumbuh 29,6 persen secara tahunan (yoy). Kemudian kredit korporasi naik 12,5 persen menjadi Rp322,2 triliun serta kredit komersial dan UKM naik 10,1 persen mencapai Rp210,2 triliun pada Desember 2022.
KPR juga tumbuh 11 persen menjadi Rp108,3 triliun dan KKB naik 13,6 persen menjadi Rp46,1 triliun. Saldo outstanding kartu kredit tumbuh 13,4 persen menjadi Rp13,8 triliun seiring dengan meningkatnya berbagai aktivitas masyarakat, sehingga total portofolio kredit konsumer naik 11,7 persen menjadi Rp171,3 triliun.
Secara keseluruhan, total kredit BCA naik 11,7 persen menjadi Rp711,3 triliun di Desember 2022. Dari sisi pendanaan, CASA naik 10,6 persen mencapai Rp847,9 triliun per Desember 2022, berkontribusi hingga 82 persen dari total dana pihak ketiga. Secara keseluruhan, total dana pihak ketiga tumbuh 6,5 persen menjadi Rp1.040 triliun.
Seiring dengan prospek pertumbuhan ekonomi nasional yang positif, kami optimistis menjaga pertumbuhan kredit yang berkualitas, dan melangkah secara prudent di tahun 2023.